Senin, 27 Juni 2011

Proposal TAK Persepsi Sensori; Halusinasi

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

I. Topik : Halusinasi
Terapis : ... Mahasiswa
Sasaran : ... Orang
Bangsal :

II. Tujuan
a. Umum : klien dapat mengenal halusinasinya
b. Khusus :
1. Klien mengenal isi halusinasinya
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasinya
3. Klien mengenal frekuensi halusinasinya
4. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasinya
5. Klien mampu membicarakan topik perencanaan
6. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
7. Klien mampu menyampaikan pendapat kelompok tentang manfaat kegiatan

III. Pembagian Tugas
a. Leader : ...
b. Co Leader : ...
c. Observer : ...
d. Fasilitator : ...
e. Anggota : ...


IV. Kerangka Landasan Teori
A. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu perserapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar. (Miramis, 1998)
Halusinasi merupakan suatu yang dialami sebagai penghayatan seperti suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus ekstren, persepsi palsu (Lubis, 1993)

B. Rentang Respon Halusinasi


C. Jenis-Jenis Halusinasi
Menurut Stuart dan Laraia, 1998 membagi Halusinasi menjadi 7 jenis, yaitu :
1. Pendengaran
Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara terbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai ke percakapan lengkap antara 2 orang atau lebih tentang orang yang mengalami Halusinasi pikiran yang terdengar perkataan bahkan pasien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan.
2. Penglihatan
Stimulasi visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambaran, geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit dan kompleks. Bayangan bisa menyenangkan, menakutkan seperti monster.
3. Penghidung
Membau bau-bauan tertentu seperti bau-bauan darah, urine atau feses, umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidung sering mengakibatkan stroke, tumor, kejang atau demensia.
4. Pengucapan
Merasa mengecap rasa seperti darah, urine atau feses.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan stimulus yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
6. Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan atau pembentukan urine.
7. Kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
D. Fase-Fase Halusinasi
Menurut Stuart dan Laraia, membagi fase Halusinasi dalam 4 fase yaitu :
1. Fase I = Comforting (Ansietas Sedang) atau Halusinasi menyenangkan.
Karakteristik = Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah dan takut, dan mencoba untuk berfokus pada pikiran menyenangkan untuk meredakan ansietas. Individu mengenali bahwa pikiran dan pengalaman sensori berada dalam kondisi kesadaran jika ansietas dapat ditangani. (non psikotik)
Tanda dan Gejala = Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang lambat jika sedang asyik, diam dan asyik menyendiri.
2. Fase II = Condemning (Ansietas berat) atau halusinasi menjijikkan.
Karakteristik = Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan atau klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Klien mungkin mengalami dipermalukan oleh pengalaman sensori dan menarik diri dari orang lain. (Psikotik ringan)
Tanda dan gejala = Meningkatkan tanda-tanda sistem syaraf otonom dan tekanan darah, rentang peningkatan denyut jantung. Pernafasan dan tekanan darah, rentang perhatian menyempit, asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realita.
3. Fase III = Controlling (Ansietas berat) atau pengalaman sensori menjadi berkuasa
Karakteristik = Klien menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerahkan pada halusinasi tersebut. Isi halusinasi menjadi menarik. Klien mungkin mengalami pengalaman kesepian jika sensori halusinasi berhenti (Psikotik)
Tanda dan Gejala = Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih diikuti kesukaan berhubungan dengan orang lain. Rentang perhatian hanya beberapa detik atau menit, adanya tanda-tanda fisik ansietas mampu mematuhi perintah.
4. Fase IV = Conquering (Panic) atau umumnya menjadi melebur dalam halusinasinya
Karakteristik = pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasinya. Halusinasinya berakhir dari beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik (Psikotik berat)
Tanda dan Gejala = perilaku terror akibat panik. Potensi buat solude atau nomiede aktifitas perilaku kekerasan. Agitasi menarik diri atau katatonia, tidak mampu berespon terhadap perintah kompleks, tidak mampu berespon lebih dari satu orang.

V. Kriteria Anggota Kelompok
Halusinasi

VI. Proses Seleksi
a. Hasil Observasi sehari-hari di ruangan
b. Informasi dari perawat ruangan
c. Hasil diskusi kelompok
d. Kontrak dengan klien yaitu kesadaran klien untuk mengikuti kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan tempat dan waktu.

VII. Uraian Seleksi Kelompok
a. Hari / Tanggal : ...
b. Tempat pertemuan : Bangsal ...
c. Waktu : -
d. Lamanya : ... menit
e. Kegiatan : II
f. Jumlah anggota : ... orang

VIII. Perilaku Yang Diharapkan Dari Anggota
a. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi.
b. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
c. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
IX. Perilaku yang Diharapkan dari Kader
a. Menjelaskan tujuan aktivitas
b. Memperkenalkan diri
c. Memberi pemahaman cara menghardik halusinasi
d. Menjelaskan aturan permainan
e. Memberikan reinforcement dengan atau atas perilaku anggota

X. Metode
a. Setiap anggota diberi kesempatan memperkenalkan diri dan anggota lain mendengarkan.
b. Anggota kelompok mampu mengenal isi, waktu, frekuensi, terjadinya halusinasi.
c. Setiap anggota kelompok diminta mengungkapkan perasaannya bila mengalami halusinasi.

XI. Pengorganisasian


XII. Jalannya Acara
a. Mengumpulkan klien
b. Perawat memperkenalkan diri
c. Melakukan kontrak dengan klien
1. Menjelaskan tujuan
2. Waktu dan tempat kegiatan
3. Perjanjian dengan klien tidak dapat mengikuti proses kegiatan klien akan dikeluarkan dari kelompok
d. Menjelaskan aturan main
e. Proses TAK

Minggu, 17 April 2011

50 Kalimat CINTA Dari Seorang Gombloh




1. "Di radio aku dengar lagu kesayanganmu, ku telepon di rumahmu sedang apa sayangku, berharap engakau mendengar dan ku katakan rindu". (Ku Gadaikan Cintaku)

2. "Kau bilang cinta padaku, aku bilang pikir dulu, selera kita terlalu jauh berbeda". (Singkong dan Keju)

3. "Biarkan aku akan berkata padamu sejujurnya, tak peduli dalam hati kecilmu engkau kan tertawa, engkau sayangku, kau cintaku, kan ku katakan AKU CINTA KAMU". (Nekad)

4. "Tak ada alasan bagiku untukmu kan berbohong kau lihat muka ku adakah padaku tampang pembohong, percayalah kau kepadaku di dunia ini kau nomer satu" (Nekad)

5. "Dengarlah sayang dengarlah kasih tangisan hati, sendiri menantikan engkau disini". (Untukmu Sayang)

6. "Walau engkau ingkari janji yang engkau ikrarkantapi ku tetap memaafkan kamu". (Untukmu Kekasih)

7. "Walau tanpa terpatri kata yang kau ucapkan tapi ku tetap mencintai kamu". (Untukmu Kekasih)

8. "Dihatiku, dimimpiku, dianganku hanya ada kamu'. (Di Hatiku Ada Kamu)

9. "Ku rasakan dipipiku, dirambutku hangat belaianmu". (Di Hatiku Ada kamu)

10. "Biarlah cepat berlalu dan ku gadaikan cintaku". (Ku Gadaikan Cintaku)

11. "Aku dambakan seorang gadis yang sederhana aku ini hanya anak singkong". (Singkong dan Keju)

12. "Bagiku sinar mentari tak seindah matamu, untukku elusan angin tak semulus kulitmu". (Lepen)

13. "Tiap saat ku titipkan pada angin rasa kerinduan'. (Di Hatiku Ada Kamu))

14. "Bersalahkah daku ini mencintai hanya dikau sayang". (Di Hatiku Ada Kamu)

15. "Andaikan semut semut pun dapat berbicara tiap sore aku melamun sendiri mungkin lama lama aku pun bisa jadi gila membayangkan dirimu memikirkan kau jadi gadisku". (Nekad))

16. "Telah aku sadari di dalam dada ini tersimpan satu kejujuran hati". (Untukmu Kekasih)

17. "Tak akn aku tutupi luapan rasa diri yang akan tetap mencintai kamu". (Untukmu Kekasih)

18. "Mungkinkah sayang mungkinkah kasih diriku ini dambakan cinta yang tulus darimu kekasih". (Untukmu Sayang)

19. "Biarkanlah mentari biarkan tenggelam disana daku akan menanti walaupun hatiku diambang duka". (Untukmu Sayang)

20. "Sejak kau lewat aku tertambat". (Cinta dan Roket)

21. "Senyum di bibirmu penghias mimpiku". (Cinta dan Roket)

22. "Percayalah kau dihatiku tersimpan dirimu". (Percayalah)

23. "Percayalah kau di dada ku ada tawamu". (Percayalah)

24. "jangan kau tanya cinta ku kepadamu, percayalah tak kan aku bekukan cintaku". (Percayalah)

25. "Debar nyaliku gemetar tanganku andaikan dirimu menerima cintaku". (Nekad)

26. "Copot jantungku matilah diriku andaikan dirimu menolak cintaku". (Nekad)

27. "Untukmu sayang semua semua cintaku". (Untukmu Sayang)

28. "Untukmu sayang yang ada dihatiku". (Untukmu Sayang)

29. "Boleh kau tanya pada bulan aku naksir hidungmu". (Arjuna Cari Cinta)

30. "Dan untuk iklan aku naksir pipimu". (Arjuna Cari Cinta)

31. "Dihatiku ada kata SUMPAH MATI AKU SAYANG KAMU". (Arjuna Cari Cinta)

32. "Dimimpiku ada rasa SUMPAH AKU CINTA KAMU". (Arjuna Cari Cinta)

33. "Cintaku kepadamu sayang kan ku bawa tiap mimpi". (Di Hatiku Ada Kamu)

34. "Setia ku kepadamu sayang kan ku bawa sampai mati". (Di Hatiku Ada Kamu)

35. "Dengarkanlah nyanyian lagu cinta untukmu, biar api hadang jalanku kau tetap idolaku". (Arjuna Cari Cinta)

36. "Onak dan duri gores pantatku ku tetap menunggumu". (Arjuna Cari Cinta)

37. "Gadis jelita kau membuatku gila". (Cinta dan Roket)

38. "Rembulan kan jadi saksi bahwa kasihku tulus dan suci". (Di Hatiku Ada Kamu)

39. "Tak peduli omongan temanku tak peduli resiko untukku, aku naksir kamu, kau jadi gadisku". (Lepen)

40. "Di tengah malam dan di ujung pagi aku pun tetap mengharapkanmu". (Untukmu Kekasih)

41. "Kawat berduri rantai diriku terimalah salamku". (Arjuna Cari Cinta)

42. "Andaikan mungkin hanya sedetik ku cium bibirmu ku tulis iklan, ku pasang slogan
bahagia hatiku". (Cinta dan Roket)

43. "Andaikan mungkin engkau pacarku apa yang kau mau separuh bulan atau separuh bintang ku panjat untukmu". (Cinta dan Roket)

44. "Di kamar ku yang sempit melamun ku sendiri bolak balik ku baca suratmu yang dulu engkau titip salam, salam rindumu kepadaku". (Percayalah)

45. "mata mengerling membuatku juling dan jalanmu berlenggang hei aku pun berdendang". (Cinta dan Roket)

46. "Ku rindu hangat cintamu pelita di hati ini". (Di Hatiku Ada Kamu)

47. "Dengarkan manisku, kumbang ku tanyai barang kali dia tahu tempatmu". (Arjuna Cari Cinta)

48. "Ku pandang potretmu tersenyum padaku pikiran ku melayang membelai rambutmu". (Percayalah)

49. "Andaikan mungkin hanya sekilas kau berkata sayang ku ikat cinta di atas roket
dan aku pun lengket". ( Cinta dan Roket)

50. "Hari demi hari makin penuh dengan cintamu". (Percayalah)

Senin, 11 April 2011

Strategi Pelaksanaan Harga Diri Rendah

STRATEGI PELAKSANAAN
KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
Pertemuan 1

I. Orientasi :
1. Salam terapeutik : Assalamuaalaikum.. Selamat pagi ibu/ bapak. saya perawat dayat trihadi, mahasiswa dari Poltekkes Semarang, Biasa dipanggil caqyl. Nama ibu / bpk siapa ? senang dipanggil apa ?
2. Evaluas / validasi : Bagaimana perasaan ibu/bapak hari ini? Bagaimana istirahat Ibu/bapak semalam? Apakah dapat tidur? Apa yang menyebabkan ibu/bapak tidak dapat tidur? apakah ada yang sedang mengganggu dipikiran Ibu/Bapak?
3. Kontrak :
a. Topik : Baiklah... Bagaimana bu/pak bagaimanan kalau saat ini kita membicarakan tentang kegiatan dan kemampuan yang ibu/bapak pernah lakukan? Setelah itu kita akan memilih kegiatan mana yang masih dapat ibu/bapak lakukan pada saat ini di rumah sakit.
b. Tempat : menurut ibu/bapak dimana enaknya kita mebicarakan hal ini ? Bagaimana kalau dsini saja?
c. Waktu : Kurang lebih 20 menit

II. Kerja :
a. Baiklah ibu/bapak, apa saja kegiatan yang dilakukan dirumah sebelum sakit? Bagus! Apalagi ibu/bapak? Oh melukis,menyanyi, mengaji,menulis .....? wah banyak juga kegiatan yang dilakukan ada 8 kegiatan/kemampuan yang ibu/bapak miliki
b. Ibu/bapak tadi sudah meyebutkan ada 8 kemapuan yang dimiliki.nah sekaramg kita melihat kegiatan mana yang masih dapat dilakukan dirumah sakit.Wah... ibu/bapak masih ada 2 kegiatan yang masih dapat dilakukan di rumah sakit ini.
c. Baiklah ibu/bapak,sekarang coba pilih salah satu kegiatan yang akan kita lakukan...wah memilih untuk mengaji ya apakah saat ini membawa Al-quran. Sekarang silahkan membaca ayat yang diinginkan. Bagus! Nah sekarang ibu/bapak sudah selesai mengaji.


III .Terminasi
a. Evaluasi subyektif :
Nah ... ibu / bapak, kita sudah mengadakan pembicaraan dan melakukan pengajian gimana perasaannya?
b. Evaluasi objektif :
Coba ibu / bapak ceritakan kembali apa saja yang sudah kita bicarakan tadi dan yang sudah dilakukan ibu/bapak.
c. Rencana tindak lanjut :
Baiklah ibu/bapak silahkan mencoba lagi atau mengingat lagi kegiatan apa yang sudah dilakukan dan mencoba membaca Al Quran sampai lancar.
d. Kontrak yang akan datang :
Topik : Bu / Bpk ..... saya akan kembali lagi besok dan kita akan memasukkan kegiatan yang ibu/bapak lakukan kedalam jadwal kegiatan harian
Tempat : Dimana sebaiknya kita bertemu nanti bu / bapak ?
Bagaimana kalau disini saja?.
Waktu : Ibu/ bapak jam berapa kita dapat ketemu kembali ? Bagaimana kalau jam 9 pagi?.
Baiklah bu / bapak .... Saya permisi dulu . Assalamualaikum.


Jumat, 01 April 2011

Bukan Ku Tak Mau

Indonesia Raya, dimana mana ya sebagai seorang pelajar kerjannya belajar (nek gelem), belajar di kelas (paling juga ndopok kalo ga ya tidur), terus ngerjain tugas (kalo inget)
hhhmmmm namanya juga calon mantri (kalo kaum inteTELEKtual yang mengagung-agung kan titel dan status bilangnya mahasiswa keperawatan), ya kalau kuliah pasti ada tugas.

*sebenarnya masalahnya dimana sih ?

oke pemirsa itu tadi pembukaan
masalah utamanya adalah dengan yang namanya TUGAS
menurut sebenarnya tugas cuma ada 2 (dua) macam, individu dan kelompok
individu itu dikerjain sendiri kalo kelompok ya dikerjain bareng sama temen
diantara dua macam tugas itu sebenarnya saya lebih suka tugas individu
KENAPA ?

jadi katakanlah seperti ini saudara saudara, kalo tugas individu tuh mau kita ngerjain kapan, dengan cara apapun, bagaimana cara ngerjainnya, isinya apa aja itu terserah kita yang penting waktu hari H tugas itu udah selesai

mungkin semenjak saya jadi calon mantri banyak teman teman yang menganggap saya tidak pernah mengerjakan tugas, hanya numpang nama (miris sekali *seerr jjuut), dan akhirnya cuma patungan duit doank (itu juga abot alot) *nasib
kenapa sih saya seperti itu ?
oke, saya memang tau saya tidak sepintar kalian, tidak sekritis kalian, tidak sePERFECT kalian yang ngerjain tugas harus komplit ngerjain dari A sampai Z
saya simple cuma ngerjain tugas apa yang diperintahkan oleh dosen, diluar itu masa bodoh
saya emang ga sepintar kalian, sulit bagi saya untuk mengikuti jalan pikiran kalian yang PINTAR
kadang pendapat saya tidak didengarkan kalian, karena kalian menginginkan sesuatu yang PERFECT sedangkan saya orangnya simple
yah, namanya juga belajar, salah ya wajar lah, daripada "ndrememel" tapi ga tau apa yang diomongin, cuma coppast aja di buku


tapi tolong kalian jangan menJUDGE saya seperti itu, tolong jangan diliat dari satu sisi saja, kalo kata orang bule bilang "don't see the book from cover"
tapi tolong lihat jika ada tugas individu, ga pernah saya telat ngumpulin, semua udah komplit dari ngeprint sampai njilid (gawe bombong awake dewek)
mungkin diantara teman teman yang lain malah masih ada yang bilang tinggal ngeprint lah, tinggal njilid lah
oh no !!!!


so, maaf saudara saudara sekalian otak saya belum bisa mengikuti otak saudara saudara sekalian, kalo dipaksakan nanti bisa overload
semakin banyak anak semakin banyak otak semakin banyak pemikiran lebih baik saya yang mengalah

Selasa, 22 Maret 2011

Kau Yang Berjanji Kau Yang Mengingkari

nyanyi dulu ah ....



Kau yang mulai kau yang mengakhiri
Kau yang berjanji kau yang mengingkari
Kau yang mulai kau yang mengakhiri
Kau yang berjanji kau yang mengingkari


mungkin itu lagu yang cocok buat nggambarin dosen yang suka telat masuk ke kelas.
mungkin di kampus saya (ciyeee kampus, jere tah SMA, apa puskesmas ndeyan saking sepine) ada beberapa orang dosen yang mempunyai karakteristik seperi itu.
janji jam berapa dateng jam berapa.
*tapi bukan kita loh mahasiswa yang bikin janji.
okelah kami tau MEREKA itu sibuk (dosen gitu loh), tapi ya TOLONG ikuti jadwal administratyur yang sudah teratyur dan jangan sampai nglantyur ataupun ngawyur tapi malah ngluyur.
sering mereka beralasan sibuk atau ada urusan, tapi apa cuma mereka saja yang punya urusan ???!!
WWWOOOYYYY kami mahasiswa juga punya urusan, urusan tidur, main, ngengsreng dan mojok. hahahaha
jadi tolong lah yang pasti2 aja, kami sebagai mahsiswa sudah berusaha sekuat jiwa raga kami untuk mematuhi jadwal yang berlaku.
jadi ini salah siapa, jadwalnya atau yang ngebuat jadwal ?
mari kita tanya pada rumput yang bergoyang (wwuuusszzzzz)

Selasa, 15 Maret 2011

Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi

Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Genitalia eksterna
Mons veneris/pubis
Bagian yang menonjol diatas simfisis dan terdiri dari jaringan lemak.
Labia mayora
Berbentuk lonjong dan menonjol, terdiri dari jaringan lemak. Kebawah dan kebelakang kedua labia mayora bertemu membentuk kommisura posterior.
Labia minora
Lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labia mayora. Kedepan kedua labia minora membentuk preputium klitoris. Kebelakang membentuk fossa navikulare.
Klitoris
Tertutup oleh preputium klitoris, sebesar kacang ijo terdiri dari serabut saraf dan pembuluh darah, analog dengan penis laki – laki.
Vulva
Bentuk lonjong dibatasi di depan oleh klitoris, kanan kiri oleh labia minora, di belakang oleh perineum. Terdapat orificium urethra eksterna. Ostia kelenjar skene yang analog dengan kelenjar prostat pada laki – laki, dan kelenjar vestibularis bartolini yang mengeluarkan getah lendir pada waktu coitus.
2.6.1.1.Hymen
Berupa lapisan tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina. Bentuknya berbeda-beda dari bulan sabit sampai berlubang – lubang.


Genitalia interna
Vagina
Suatu saluran muskulo membranosa yang menghubung-kan uterus dan vulva terletak antara kandung kencing dan rektum. Dindingnya berlipat-lipat disebut rugae, tidak terdapat kelenjar.
Uterus
Berbentuk seperti buah advokat, sebesar telur ayam. Terdiri dari fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri. Korpus uteri merupakan bagian uterus terbesar dan sebagai tempat janin berkembang. Isthmus adalah bagian uterus antara serviks dan korpus, yang menjadi segmen bawah rahim pada kehamilan.
Tuba fallopi
Berjalan ke arah lateral, mulai dari kornu uteri kanan dan kiri. Terdiri dari 4 bagian : 1) pars interstitialis, bagian dalam dinding uterus, 2) pars ismika, bagian tengah tuba yang sempit, 3) pars ampularis, bagian yang terlebar dan sebagai tempat konsepsi terjadi, 4) infundibulum, bagian ujung tuba dan mempunyai fimbria. Tuba fallopi berfungsi membawa ovum ke kavum uteri.
Ovarium
Ada 2, kiri dan kanan. Terdiri dari bagian luar (korteks) yang mengandung folikel-folikel dan bagian dalam (medulla) yang berisi pembuluh darah, serabut saraf, dan pembuluh limfe, ovarium berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovari propium. Pembuluh darah ke ovarium (arteri ovarika) melalui ligamentum suspensorium ovarii (ligamentum infundibulopelvikum). Fungsi ovarium adalah untuk produksi hormon dan ovulasi.






SUMBER:
Depkes, RI, Perawatan Kebidanan Yang Berorientasi Pada Keluarga, (Perawatan III), Jilid 1, Edisi 3, Jakarta, 1990.
Doenges, ME dan Moorhouse, MF, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2, Jakarta, EGC, 2001.
Hamilton, MP, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC, 1995.
Mansjor A, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Media Aeusculapius, 1999.
Mochtar Rusta, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 dan Jilid 2, Jakarta, EGC, 1998.
Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan dan Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi 3, Yayasan Bina Pustaka, 1999.
Prawirohardjo S, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, 2000.

Seksio Sesaria (SC) / Operasi Cesar

Pengertian
Seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Ilmu Kebidanan, edisi ketiga, Halaman 863).
Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau seksio sesarea adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Sinopsis Obstetri Jilid 2, Halaman 133).
Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Hal 133).


Etiologi
Penyebab dilakukannya seksio sesarea adalah :
Plasenta previa
Gawat janin
Disproporsi sefalo-pelvik (ketidakseimbangan kepala dan panggul).
Pernah seksio sesarea.
Kelainan letak.
Pre eklampsia dan hipertensi
Incoordination uteri action (tidak ada kerjasama yang teratur antara fungsi alat kandungan).


Insiden
Dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa sekarang oleh karena kemajuan yang pesat dalam tehnik operasi, anastesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotika, angka ini sangat menurun. Angka kematian ibu pada rumah – rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik dan oleh tenaga-tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per 1000. nasib janin yang ditolong secara seksio sesarea sangat tergantung dari keadaan janin sebelum dilakukan operasi. Menurut data dari negara – negara dengan pengawasan antenatal yang baik dan fasilitas neonatal yang sempurna, angka kematian perinatal sekitar 4 – 7 %.


Jenis – jenis seksio sesarea
Seksio sesarea klasik (korporal)
Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.

Seksio sesarea ismika (profunda)
Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.


Komplikasi seksio sesarea
Infeksi puerperal
Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.
Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut terbuka, atau karena atonia uteri.
Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru-paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi.
Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.


Patofisiologi
Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dalam keadaan utuh mengingat bahwa terjadinya ruptur uteri sesudah seksio sesarea dilakukan segmen bawah uterus tidak begitu besar, disini diambil sikap untuk membolehkan wanita hamil untuk bersalin pervagina, kecuali jika sebab seksio sesarea tetap ada misalnya kesempitan pada pinggul, mengenai kontraindikasi perlu diingat bahwa seksio sesarea tidak dilakukan kecuali dalam keadaan terpaksa, misalnya janin sudah meninggal dalam uterus atau janin terlalu kecil untuk hidup diluar kandungan (Menurut Prawirohardjo S, 1999).


Perawatan post operasi seksio sesarea.
Analgesia
Untuk wanita dengan ukuran tubuh rata – rata dapat disuntikkan intramuskuler yaitu mepedivin setiap 3 jam sekali bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikkan dengan cara serupa 10 mg morphin. Jika ibu berukuran kecil dosis mepedivin yang diberikan adalah 50 mg dan jika berukuran besar dosis yang paling tepat adalah 100 mg mepedivine.
Tanda vital
Pasien dievaluasi sekurang-kurangnya setiap jam sekali paling sedikit 4 jam dan tekanan darah, nadi, jumlah urine serta jumlah darah yang hilang dan fundus uteri serta pengukuran suhu badan harus diperiksa pada saat dini.
Terapi cairan dan diet
Karena selama 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi maka pemberian cairan infus harus cukup banyak dan mengandung elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi hipertermia dan dehidrasi.
Mobilisasi
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan. Penderita miring ke kiri dan ke kanan sudah dapat dimulai sejak 6 – 10 jam setelah penderita sadar. Latihan pernafasan dilakukan penderita sambil tidur terlentang, sedini mungkin setelah sadar.
Perawatan luka
Luka insisi diinspeksi setiap hari untuk mengetahui penyembuhan luka. Secara normal jahitan kulit diangkat pada hari ke empat post partum. Pasien sudah dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.


SUMBER:
Depkes, RI, Perawatan Kebidanan Yang Berorientasi Pada Keluarga, (Perawatan III), Jilid 1, Edisi 3, Jakarta, 1990.
Doenges, ME dan Moorhouse, MF, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2, Jakarta, EGC, 2001.
Hamilton, MP, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC, 1995.
Mansjor A, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Media Aeusculapius, 1999.
Mochtar Rusta, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 dan Jilid 2, Jakarta, EGC, 1998.
Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan dan Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi 3, Yayasan Bina Pustaka, 1999.
Prawirohardjo S, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, 2000.